Quotes

Minggu, 10 November 2013

Perkembangan Peserta Didik Perkembangan Karir Anak SD

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
        Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan dewasa yang sehat, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi pengangguran. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan.
        Pekerjaan tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa (Isaacson, 1985); sedangkan kata karir (carieer) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991). Maka dari itu pemilihan karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang daripada kalau sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu.
        Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karir yang berkelanjutan.

B.    Rumusan Masalah
       Dari paparan latar belakang di atas, maka berikut adalah rumusan masalah yang menjadi acuan penulis di dalam menyusun makalah ini, yaitu :
1.    Apa yang dimaksud dengan karir?
2.    Bagaimana perkembangan karir pada anak SD?
3.    Bagaimana orientasi karir bagi anak usia SD?

C.    Tujuan Penulisan
       Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian karir.
2.    Untuk mengetahui perkembangan karir pada anak SD.
3.    Untuk mengetahui orientasi karir bagi anak usiaSD.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karir
        Karir adalah perjalanan hidup individu yang bermakna melalui serangkaian sukses-sukses dalam hidup. Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemampuan kerjanya. Perkembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Bambang Wahyudi, 161).
      Secara  umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggung jawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162). Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan aktivitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang (Bernardin, 194). Desain karir mulai tampak sejak tahap pertumbuhan karir (grow stages), yang ditandai dengan adanya sikap keingintahuan anak terhadap jenis karir tertentu sampai tahap penurunan. Dengan adanya dorongan keingintahuan anak mulai mengeksplorasi karir yang menarik baginya. Pada akhir masa pertumbuhan karir, keingintahuan dan eksplorasi yang anak lakukan ditunjang dengan berkembangnya kapasitas-kapasitas dasar individu.
        Sesuatu disebut karir jika mengimplikasikan adanya :
1.    Pendidikan yang diwujudkan dengan keahlian tertentu
2.    Keberhasilan
3.    Dedikasi atau komitmen
4.    Kebermaknaan personal dan financial
        Karir terentang sejak sebelum bekerja, pada saat bekerja, dan masa-masa mengakhiri pekerjaan.

B.    Perkembangan Karir Anak SD
1.    Perkembangan karir anak usia SD menurut Ginzberg
    Teori perkembangan karir Ginzberg pertama kali dikembangkan pada tahun 1951 kemudian teori ini di revisi pada tahun 1970 yang hasilnya sebagai berikut. Pertama, proses pilihan karir berlangsung terus sepanjang kehidupan. Kedua, adanya pembatasan pilihan karir pada irreversibilitas tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Ketiga, kompromi bukan hanya sekali saja, tetapi bisa jadi terjadi seumur hidup dalam rangka optimasi karir.
    Menurut Ginzberg (Yost & Corbishley, 1987 : 6) proses pemilihan karir mencakup tiga tahapan perkembangan, yaitu tahap fantasi, tentatif, dan realistik. Tahap fantasi terjadi sejak awal kehidupan sampai sekitar usia 11 tahunan. Tahap ini ditandai oleh minat karir yang tidak realistis. Pilihan karir lebih didasarkan hanya kepada kesan atau hayalan belaka. Misalnya, anak umur lima tahun ingin menjadi dokter karena umumnya dokter bermobil dan berpenghasilan banyak dari praktek swastanya. Anak seolah percaya bahwa dia bisa jadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya dari orang disekitarnya atau lingkungan kerja tertentu.
    Tahap tentatif umumnya terjadi pada usia 11-18 tahunan. Pada masa ini individu akan
memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya. Proses orientasi ini mencakup pemanduan orientasi minat, kapasitas, dan orientasi nilai.
     Tahap realistik, umumnya terjadi pada usia 18 tahun keatas. Pada tahap ini individu sudah memilih karir tertentu yang akan digelutinya. Misalnya, jika individu memilih karier dalam bidang pendidikan maka ia mengkhususkan diri untuk menekuni bidang pekerjaan kependidikan seperti pustakawan atau guru bidang studi.  
Berdasarkan teori perkembangan karir Ginzberg, anak usia SD berada pada tahap fantasi menuju tahap tentatif. Pilihan karir mereka merupakan khayalan yang terkadang tidak realistis.
Lalu berangsur-angsur menuju tahap tentatif yang mana pilihan karir khayalannya disesuaikan dengan kesenangan, ketertarikan atau minat. Bahkan sebagian anak usia SD sudah mulai mempertimbangkan aspek kemampuan dalam menentukan pilihan karir masa depannya.
Sementara itu mereka masih terbelenggu oleh proses imitatifnya, yakni anak usia SD cenderung meniru apa yang ditampilkan orang sekitarnya yang dipandang bermakna baginya. Oleh sebab itu dalam kerangka pengembangan karirnya, kepada mereka perlu diperlihatkan figur-figur orang yang berhasil dalam bidang tertentu. Sembari itu anak usia SD perlu dibekali dengan kemampuan memahami keunggulan dan kelemahan dirinya.
2.    Perkembangan karir anak usia SD menurut Super
Teori perkembangan karir Super (Sharf, 1992 : 123) disebut dengan istilah pelangi perkembangan karir sepanjang hayat. Ada dua konsep utama yang perlu dipahami dari pelangi perkembangan karir sepanjang hayat karya Super ini, yaitu peran kehidupan (roles) dan tahapan perkembangan karier (Development stages). Super (Sharf, 1992 : 122) mendeskripsikan enam peran kehidupan yaitu peran individu sebagai (1) Child, (2) Student, (3) Leisurite, (4) Citizen, (5) Worker, (6) Homemaker.
Menurut Super (Sharf, 1992 : 122), pada masa anak sebagai Child, Student, dan Leisurite merupakan peran yang sangat penting. Sedangkan pada masa remaja peran utama yang dianggap penting ialah sebagai Citizen dan Worker. Tetapi peran sebagai Worker masih terbatas, karena peran ini menjadi peran utama masa dewasa.
Dalam mengembangkan teori tentang tahapan perkembangan karir, Super (Sharf, 1992 : 124) mengemukakan lima tahapan perkembangan, yaitu tahap (1) pertumbuhan (growth), (2) eksplorasi (exploration), (3) penentuan (establiahment), (4) pemeliharaan (maintenance), dan (5) tahap penurunan (disengagement). Kelima tahapan tersebut terbagi atas sub-sub tahapan
Tahapan pertumbuhan (gowth) karir terjadi pada usia antara 0-14 tahunan. Tahap ini terdiri atas empat sub tahapan perkembangan, yaitu sub tahapan berkembangnya keingintahuan (curiosity), fantasi (fantasies), minat (interests), dan berkembangnya kemampuan (capacities) karir.
Keingintahuan anak pada usia 0-4 tahunan terhadap jenis-jenis karir merupakan awal perkembangan karir individu. Misalnya, anak yang melihat dokter sedang memeriksa pasiennya, jika ia tertarik oleh dunia kedokteran yang dilihatnya maka ia akan terdorong untuk mencari tahu tentang kedokteran. Jadi keingintahuan merupakan dorongan dasar (drive) atau kebutuhan (needs) sedangkan eksplorasi merupakan perilaku (action).
Sub tahapan fantasi terjadi pada usia 4-7 tahun di mana anak mulai mengembangkan fantasi karirnya. Misalnya, anak bermain dokter-dokteran seolah-olah ia sebagai dokter yang sebenarnya. Sub fantasi yang ketiga ditandai dengan munculnya minat anak terhadap karir tertentu, yang terjadi antara usia 7-11 tahun. Misalnya anak yang berminat menjadi pesepak bola profesional ia mulai menekuni dan menikmati aktivitas-aktivitas persepakbolaan. Tetapi pada tahap ini mereka belum mempertimbangkan faktor-faktor penghambat karir yang diminatinya itu. Sub tahapan keempat ialah berkembangnya kemampuan yang menjadi dasar terbentuknya kecakapan pada karir tertentu. Umumnya, sub tahapan ini terjadi diantara usia 11-14 tahun.
Tahap ekslorasi (eksploration) karir terjadi pada usia antara 18-15 tahunan. Tahap ini mencakup upaya-upaya individu dalam memperoleh suatu ide yang lebih baik tentang informasi pekerjaan, memilih alternatif-aternatif karir, mengambil keputusan karir, dan mulai bekerja (Super dalam Sharf, 1992 : 180)
Tahapan ini terjadi atas tiga sub tahapan, yaitu kristalisasi (crystallizing), spesifikasi (specifying), dan implementasi (implementing) karir.
Tahap penentu (establisment) karir terjadi pada usia antara 30-45 tahun. Tahap pemeliharaan (maintenance), karir terjadi pada usia antara 45-65 tahun. Tahap penurunan (disengagement) karir pada umumnya terjadi dimulai usia 65 tahun keatas.
3.    Karier anak usia SD menurut teori ciri dan faktor
Teori ciri dan faktor dikembangkan Frank Parson pada tahun 1909. Dalam pandangan Parson, istilah ciri mengacu kepada suatu karakteristik individu yang dapat di ukur melalui tes. Istilah faktor mengacu pada dua hal. Pertama, mengacu kepada suatu karakteristik yang dipersyaratkan untuk berhasil dalam penampilan kerja. Kedua, mengacu kepada suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk membedakan karakteristik penting suatu kelompok orang. Dengan demikian istilah ciri dan faktor mengacu kepada asesmen terhadap karakteristik-karakteristik individu dan pekerjaan (Sharf, 1992 : 17).
Menurut teori ini anak SD telah memunculkan ciri dan faktor yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan karir. Untuk pengembangan karir pada anak usia SD, Parson (Sharf, 1992 : 18-34) mengemukakan dua langka pengambilan keputusan karir.
Pertama, perolehan pemahaman diri ialah pemahaman secara jelas tentang sikap, prestasi, kemampuan, minat, amibisi, sumber keterbatasan dan penyebab-penyebabnya, nilai-nilai, dan kepribadian. Sejak dini anak usia SD dibimbing untuk memahami kesemuanya itu. Misalnya, anak usia SD sudah mulai diajak mendiskusikan kelebihan dan kekurangan diri sendiri dilihat dari prestasi belajarnya, diajak mendiskusikan minat-minatnya, dan mendiskusikan berbagai hal yang terkait dengan cirri-ciri dirinya. Kedua, memperoleh pengetahuan tentang dunia kerja yang mencakup pengetahuan tentang informasi tipe lapangan kerja seperti kondisi dan upah kerja, sistem klasifikasi kerja, serta ciri dan faktor yang dipersyaratkan suatu pekerjaan. Dalam memfasilitasi perkembangan karier anak usia SD orang tua atau guru hendaknya mengenalkan semua bidang karir yang ada, terutama yang dekat dengan lingkungan anak.

C. Orientasi Karir Bagi Anak Usia SD
    Orientasi karir yang dimaksud ialah readiness of individuals to make good choices, yang berarti kesiapan individu untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat (Super dalam Sharf, 1992 : 155). Model ini didasari oleh asumsi bahwa keputusan-keputusan tentang karir terjadi pada semua rentangan kehidupan. Pada masa usia SD sekalipun anak dihadapkan pada berbagai keputusan tentang karir. Misalnya, anak dituntut mampu untuk menentukan pilihan lanjutan setelah lulus SD. Keputusan melanjutkan ke SMP atau Tsanawiyah merupakan salah satu pengambilan keputusan karir.
    Menurut Super (Sharf, 1992 : 156) kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang tepat terakumulasi pada orientasi karir secara total. Orientasi karir ini terdiri atas tiga dimensi, yaitu :
1.    Sikap terhadap karir, mencakup perencanaan karir seperti rencana lanjutan sekolah dan eksplorasi karir seperti lebih banyak mengetahui sekolah-sekolah lanjutan yang diminati anak.
2.  Keterampilan pembuatan keputusan karir, mencakup kemampuan menggunakan pengetahuan dan kemampuan menggunakan pemikiran dalam mebuat keputusan karir.
3.   Informasi dunia kerja, mencakup informasi tentang pekerjaan tertentu dan informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya.


BAB III
IMPLIKASI PERKEMBANGAN KARIR ANAK SD DALAM PEMBELAJARAN

         Banyak hal yang harus diperbaiki di dalam pembelajaran mengenai perkembangan karir anak, guru saat ini cenderung mengenalkan karir yang sudah banyak diketahui oleh anak SD. Kurang adanya perhatian terhadap masing-masing individu siswa untuk mengeksplorasi kembali minat dan bakatnya terhadap karir mereka di masa depan.
      Untuk itu dalam memfasilitasi perkembangan karir anak usia SD orang tua atau guru hendaknya mengenalkan semua bidang karir yang ada, dimulai dari lingkungan anak. Jika lingkungan anak daerah industri maka kenalkan anak dengan dunia industri, jika lingkungan anak di daerah pertanian maka kenalkanlah anak dengan pertanian, jika lingkungan anak di daerah laut yang penghidupan sehari-harinya sebagai nelayan maka kenalkanlah anak dengan pekerjaan sebagai nelayan.
         Jika stimulasi perkembangan karir dilakukan seperti ini, maka yang perlu ditekankan adalah bagaimana agar anak berfikir dan terdorong agar jika mereka ingin menjadi petani, nelayan, atau pekerja industri tentu terdorong untuk lebih baik dari yang mereka lihat waktu dikenalkan dengan berbagai jenis karir tersebut. Perlu diperhatikan pula bahwa sembari mereka dikenalkan dengan berbagai bidang karir di sekitar lingkungannya, mereka perlu juga dikenalkan dengan berbagai bidang karir lainnya sesuai dengan pengetahuan anak disertai dengan penjelasan tentang persyaratan dan konsekuensi kerjanya.
        Guru juga harus melihat potensi yang ada di masing-masing siswa kemudian memberikan arahan dan bimbingan agar siswa tersebut menjadi terarah dan mampu mengeksplorasi kemampuannya sesuai dengan karir yang diharapkan. Adanya ekstrakurikuler yang terprogram dan terencana dapat berperan dalam mengembangkan minat dan bakat siswa yang nantinya dapat menunjang terhadap perencanan karir misalnya siswa yang bercita-cita menempuh karir dalam bidang olahraga sepak bola dapat mengikuti ekstrakurikuler sepak bola. Namun sayangnya belum banyak sekolah yang memfasilitasi perencanaan karir siswa melalui ekstrakurikuler.


BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penafsiran, pembahasan dan analisi data, akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemampuan kerjanya.
2.  Menurut Ginzberg (Yost & Corbishley, 1987:6) proses pemilihan karir mencakup tiga tahapan perkembangan, yaitu tahap fantasi, tentatif, dan realistik.
3.   Menurut Super (Sharf, 1992 : 156) kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang tepat terakumulasi pada orientasi karir secara total. Orientasi karir ini terdiri atas tiga dimensi, yaitu : (1) Sikap terhadap karir, (2) Keterampilan pembuatan keputusan karir, dan (3) Informasi dunia kerja.
4.    Ada dua konsep utama yang perlu dipahami dari pelangi perkembangan karir sepanjang hayat karya Super ini, yaitu peran kehidupan (roles) dan tahapan perkembangan karier (Developmental stages).
5.    Istilah faktor mengacu pada dua hal. Pertama, mengacu kepada suatu karakteristik yang dipersyaratkan untuk berhasil dalam penampilan kerja. Kedua, mengacu kepada suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk memebedakan karakteristik penting suatu kelompok orang.
6.    Guru juga harus melihat potensi yang ada di masing-masing siswa kemudian memberikan arahan dan bimbingan agar siswa tersebut menjadi terarah dan mampu mengeksplorasi kemampuannya sesuai dengan karir yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Budiamin, Amin. Hafidz Dedi. Daim. (2006). Perkembangan Peserta Didik, Bandung: UPI Press.
http ://zhuldyn.wordpress.com/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-karir-anak-sd/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar