Quotes

Minggu, 10 November 2013

Hakekat Perkembangan Peserta Didik

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
     Perkembangan adalah pola perubahan organisme (individu) baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis) yang terjadi secara teratur dan terorganisir serta berlangsung sepanjang hayat.
    Setiap manusia mengalami perkembangan, perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor yang  berpengaruh dan saling berhubungan dalam berlangsungnya proses perkembangan anak, baik unsur internal (hereditas) maupun unsur eksternal (sosial).
       Banyaknya berbagai pandangan dan teori dalam menjelaskan fenomena-fenomena perkembangan anak, membuat semakin kayanya pengetahuan tentang perkembangan anak.
      Gambaran pembahasan tentang perkembangan diatas menyarankan dibutuhkannya suatu cara penyajian yang runtut dan cukup detail. Penyajian yang seperti itu dapat membantu kita dalam mempelajarinya. Oleh karena itu sebelum mempelajarinya secara detail, terlebih dahulu kita perlu mempelajari dan memahami konsep-konsep pokok perkembangan.
B.    Rumusan Masalah
1)    Apa yang dimaksud dengan perkembangan dan peserta didik ?
2)    Jelaskan apa yang dimaksud perkembangan individu sebagai peserta didik ?
3)    Bagaimana karakteristik peserta didik ?
4)    Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
5)     Jelaskan bagaimana perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial !

C.    Tujuan
1)    Untuk memahami pengertian perkembangan dan peserta didik.
2)    Untuk memahami perkembangan individu sebagai peserta didik.
3)    Untuk memahami karakteristik peserta didik.
4)    Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
5)    Untuk mengetahui gambaran perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial.

D.    Sistematika Penulisan
Tugas makalah ini terdiri atas empat bab. Bab I mengemukakan latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II mengemukaan pengertian perkembangan dan peserta didik, perkembangan individu sebagai peserta didik,karakteristik peserta didik, faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dan perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial. Bab III mengemukakan implikasi hakikat perkembangan peserta didik dalam proses belajar dan mengajar di sekolah dasar. Bab IV mengemukakan kesimpulan dan saran .


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN DAN PESERTA DIDIK
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami perkembangan selama hidupnya.  Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut. Berikut beberapa pengertian dari perkembangan :
a) Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin dictionary of psychology (1986) arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya,tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
b) Perkembangan adalah pola perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat.(Ernawulan)
c) Menurut Werner (1957),perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis,yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi ,artikulasi,dan integrasi meningkat secara bertahap.
d) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah
perihal berkembang. Selanjutnya ,kata berkembang menurut kamus besar bahasa indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian,pikiran,pengetahuan dan sebagainya.
Dengan demikian, kata berkembang tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak sepeti pikiran dan pengetahuan,tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Sedangkan peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain :
• Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
• Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan  perguruan tinggi.
• Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) .
• Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah maupun tingkat atas.
• Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
• Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolah – sekolah yang berbasiskan agama islam.
Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis.

I. Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat.

II. Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.

III. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.

B. PERKEMBANGAN INDIVIDU SEBAGAI PESERTA  DIDIK
    Tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya adalah ingin menciptakan “Manusia Seutuhnya” maksudnya yaitu manusia yang lengkap, selaras, serasi dan seimbang perkembangan semua segi kepribadiannya. Manusia seutuhnya adalah individu-individu yang mampu menjangkau segenap hubungan dengan tuhan, dengan lingkungan atau alam sekeliling, dengan manusia lain dalam suatu kehidupan sosial yang kontruktif dan dengan dirinya sendiri.
Individu-individu yang demikian pada dirinya terdapat suatu kepribadian terpadu baik undur akal pikiran, perasaan, moral dan keterampilan (cipta, rasa dan karsa), jasmani maupun rohani yang berkembang secara penuh.

C.  KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
     Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cintanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik itu sendiri.
Adapun Karakteristik Peserta Didik yang mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik antara lain :
1. Kondidi fisik
2. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan
3. Gaya belajar
4. Usia
5. Tingkat kematangan
6. Ruang lingkup minat dan bakat
7. Lingkungan sosial ekonomi dan budaya
8. Faktor emosional
9. Faktor komunikasi
10. Intelegensia
11. Keselaran dan attitude
12. Prestasi belajar
13.  Motivasi

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut :
-    Proses pematangan, khususny pematangan fungsi kognitif.
-    Proses belajar
-    Pembawaan atau bakat.
Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang “menjanjikan” seperti ini belum tentu bisa terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita yang bahagia.  

E. PERKEMBANGAN SEBAGAI PROSES HOLISTIK DARI ASPEK BIOLOGIS, KOGNITIF DAN PSIKOSOSIAL.
     Perkembangan individu dapat dikelompokan kedalam tiga domain: Proses biologis, kognitif, dan psikososial. ( Santrock & Yussen, 1992 ; Seifert & Hoffnung, 1991 ). Pengelompokan ini lebih dimaksudkan untuk kepentingan penjelasan karena dalam prakteknya ketiga domain proses perkembangan tersebut merupakan sesuatu yang terpadu dan saling berpengaruh satu sama lain.
        Proses-proses biologis atau perkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan-perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampilan motorik dan perkembangan seksual juga dapat dikelompokan kedalam domain proses pertumbuhan biologis ini. Kedalam domain perkembangan ini juga termasuk perubahan dalam kemampuan fisik seperti perubahan dalam penglihatan, kekuatan otot dan sejenisnya.  Tetapi domain perkembangan ini tidak mencakup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.
      Proses-proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
     Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan  benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau do’a, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran proses kognitif dalam perkembangan anak.
   Proses-proses psikososial melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, perkembangan identitas diri ( self identity ) dan krisis-krisis yang menyertainya serta perkembangan cara dan pola hubungan dengan anggota keluarga, teman sebaya, guru-guru, dan yang lainnya dapat dikelompokan kedalam domain perkembangan ini. Senyuman bayi dalam merespon sentuhan dan sapaan ibunya, perilaku agresif anak terhadap teman bermain, rasa percaya diri dan keberanian anak, perkembangan hubungan pertemanan diantara anak merefleksikan proses-proses psikososial dalam perkembangan anak.
Fase anak sekolah ( usia sekolah dasar )
1.    Perkembangan intelektual
Pada masa usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsang intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan menghitung.
Pada masa ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasi ( mengkelompokan), menyusun, atau menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka), seperti menambahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi. Disamping itu, pada akhirnya masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana.
2.    Perkembanagan bahasa
Usia  sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada akhir ( usia 11-12 tahun ) telah dapat menguasai 50.000 kata.
3.    Perkembagan sosial 
Perkembanagan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai  dengan adanya perluasan hubungan, hubungan yang pertama dilakukan anak adalah bersama keluarganya, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada fase ini anak belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain, dan memelihara hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarnya.
4.    Perkembangan emosional
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan ( kebiasaan ). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya yang stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil. Dan apabila dilingkungan keluarga terutama orang tuanya memiliki emosi yang cenderung tidak stabil, maka perkembangan emosi anakpun berkemungkinan tidak stabil. Emosi –emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, dll.
5.    Perkembangan Moral
Pada usia sekolah dasar , anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan, dan anak sudah lebih mengerti mana yang baik dan mana yang benar.
6.    Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai- nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi  oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaanya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
•    Pandangan atau paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keaguangan-Nya.
•    Penghayatan secara rohaniah mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.



BAB III
IMPLIKASI HAKIKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK BAGI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SD

Implikasi hakikat perkembangan peserta didik bagi kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar adalah,
a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
c) Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar.
f) Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri.
g) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.

Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa yang mereka tidak mengerti.
b. Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
c. Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
d. Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran mengatasi kesukaran.
e. Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
g. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
h. Guru menghargai pengalaman dan kemampuansiswa agar belajar secara mandiri.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A)    KESIMPULAN
Perkembangan adalah pola perubahan organisme (individu) baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis) yang terjadi secara teratur dan terorganisir serta berlangsung sepanjang hayat.
Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik, Adapun Karakteristik Peserta Didik yang mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik antara lain :
1. Kondidi fisik
2. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan
3. Gaya belajar
4. Usia
5. Tingkat kematangan
6. Ruang lingkup minat dan bakat
7. Lingkungan sosial ekonomi dan budaya
8. Faktor emosional
9. Faktor komunikasi
10. Intelegensia
11. Keselaran dan attitude
12. Prestasi belajar
13.  Motivasi
Faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar  pembawaan atau bakat. Jadi, pendidik harus bisa memahami perkembangandan karakteristik peserta didik, agar terciptanya proses dan situasi belajar yang efektif kondusif serta menyenangkan sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

B)    SARAN
Seorang guru seharusnya dapat memahami karakteristik peserta didik agar dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif agar tercapainya tujuan pendidikan, karena karakteristik peserta didik sangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar