Quotes

Minggu, 10 November 2013

Perkembangan Peserta Didik Perkembangan Karir Anak SD

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
        Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan dewasa yang sehat, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi pengangguran. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan.
        Pekerjaan tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa (Isaacson, 1985); sedangkan kata karir (carieer) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991). Maka dari itu pemilihan karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang daripada kalau sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu.
        Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karir yang berkelanjutan.

B.    Rumusan Masalah
       Dari paparan latar belakang di atas, maka berikut adalah rumusan masalah yang menjadi acuan penulis di dalam menyusun makalah ini, yaitu :
1.    Apa yang dimaksud dengan karir?
2.    Bagaimana perkembangan karir pada anak SD?
3.    Bagaimana orientasi karir bagi anak usia SD?

C.    Tujuan Penulisan
       Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian karir.
2.    Untuk mengetahui perkembangan karir pada anak SD.
3.    Untuk mengetahui orientasi karir bagi anak usiaSD.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karir
        Karir adalah perjalanan hidup individu yang bermakna melalui serangkaian sukses-sukses dalam hidup. Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemampuan kerjanya. Perkembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Bambang Wahyudi, 161).
      Secara  umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggung jawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162). Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan aktivitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang (Bernardin, 194). Desain karir mulai tampak sejak tahap pertumbuhan karir (grow stages), yang ditandai dengan adanya sikap keingintahuan anak terhadap jenis karir tertentu sampai tahap penurunan. Dengan adanya dorongan keingintahuan anak mulai mengeksplorasi karir yang menarik baginya. Pada akhir masa pertumbuhan karir, keingintahuan dan eksplorasi yang anak lakukan ditunjang dengan berkembangnya kapasitas-kapasitas dasar individu.
        Sesuatu disebut karir jika mengimplikasikan adanya :
1.    Pendidikan yang diwujudkan dengan keahlian tertentu
2.    Keberhasilan
3.    Dedikasi atau komitmen
4.    Kebermaknaan personal dan financial
        Karir terentang sejak sebelum bekerja, pada saat bekerja, dan masa-masa mengakhiri pekerjaan.

B.    Perkembangan Karir Anak SD
1.    Perkembangan karir anak usia SD menurut Ginzberg
    Teori perkembangan karir Ginzberg pertama kali dikembangkan pada tahun 1951 kemudian teori ini di revisi pada tahun 1970 yang hasilnya sebagai berikut. Pertama, proses pilihan karir berlangsung terus sepanjang kehidupan. Kedua, adanya pembatasan pilihan karir pada irreversibilitas tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Ketiga, kompromi bukan hanya sekali saja, tetapi bisa jadi terjadi seumur hidup dalam rangka optimasi karir.
    Menurut Ginzberg (Yost & Corbishley, 1987 : 6) proses pemilihan karir mencakup tiga tahapan perkembangan, yaitu tahap fantasi, tentatif, dan realistik. Tahap fantasi terjadi sejak awal kehidupan sampai sekitar usia 11 tahunan. Tahap ini ditandai oleh minat karir yang tidak realistis. Pilihan karir lebih didasarkan hanya kepada kesan atau hayalan belaka. Misalnya, anak umur lima tahun ingin menjadi dokter karena umumnya dokter bermobil dan berpenghasilan banyak dari praktek swastanya. Anak seolah percaya bahwa dia bisa jadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya dari orang disekitarnya atau lingkungan kerja tertentu.
    Tahap tentatif umumnya terjadi pada usia 11-18 tahunan. Pada masa ini individu akan

Perkembangan Peserta Didik Perkembangan Biologis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Didalam perangkat kemampuan atau profil kemampuan lulusan pendidikan guru sekolah dasar disebutkan bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pemahaman mendalam tentang peserta didik penerima layanan. Pemahaman ini akan memungkinkan guru mengambil berbagai keputusan didalam merancang dan melaksanakan kegiatan pendidikan, sehingga dengan demikian diharapkan layanan diberikan dengan lebih efektif.
Penulisan makalah ini disiapkan secara khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik pada program pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Untuk itu lingkup isi dan bahasannya disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan.
Meskipun makalah ini disiapkan secara khusus untuk keperluan perkuliahan di PGSD, ini tidak bererti bahwa makalah ini hanya satu-satunya sumber. Yang diharapkan adalah justru sebaliknya yakni anda menggunakan berbagai sumber lain untuk mempelajari materi ini.
Dengan membaca makalah ini diharapkan  pembaca memperoleh pemahaman konseptual tentang perkembangan anak usia SD khususnya perkembangan biologis.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini,penulis mengemukakan beberapa masalah yang timbul dan menggali kembali tentang penataan kalimat.Adapun permasalahannya sebagai berikut:
•    Apa definisi perkembangan?
•    Apa definisi perkembangan biologis?
•    Apa saja yang termasuk dalam perkembangan biologis?
•    Bagaimana implikasi perkembangn biologis pada pembelajaran anak usia SD?
1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini berdasarkan permasalahan yaitu:
•    Mengetahui definisi perkembangan.
•    Mengetahui definisi perkembangan biologis.
•    Mengetahui apa yang termasuk dalam perkembangan biologis.
•    Dapat menjelaskan bagaimana perkembangan biologis pada pembelajaran anak usia SD.


BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan
Perkembangn adalah perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, dewasa atau lebih matang. Perubahan itu terjadi dalam suatu proses, karna itu biasanya orang berbicara tentang proses perkembangan. Jadi, Perkembangan biologis adalah sebuah perkembangan revolusi manusia secara kedepan yang mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi dan sejenisnya.
2.2  Fase-fase Perkembangan
•    Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan ini para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat itu secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

Perkembangan Peserta Didik Perkembangan Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap manusia, dalam hal ini khususnya peserta didik akan mengalami berbagai perkembangan dalam fase kehidupannya. Antara lain perkembangan biologis, perkembangan perseptual, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan kemandirian.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan salah satu dari perkembangan-perkembangan tersebut yaitu perkembangan bahasa.
Berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah bahasa seperti yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan. Bahasa manusia adalah hasil dari kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.
Dengan bahasa manusia dapat memberi nama kepada segala sesuatu baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Semua benda, nama sifat, pekerjaan, dan hal yang yang abstrak, diberi nama. Secara singkat bahasa adalah alat yang terpenting bagi manusia.

B.    Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.    Apa itu pengertian perkembangan bahasa?
2.    Apa saja tugas-tugas perkembangan bahasa?
3.    Apa saja tahap-tahap perkembangan bahasa?
4.    Apa saja tipe-tipe perkembangan bahasa?
5.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?

C.    Tujuan
Berikut adalah tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa.
2.    Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan bahasa.
3.    Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa.
4.    Untuk mengetahui tipe-tipe perkembangan bahasa.
5.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun dengan tanda-tanda dan isyarat.
Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seseorang memerlukan komunikasi dengan orang lain. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan seseorang (bayi-anak) di mulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasa. Perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun dua atau tiga kata. Berikut laju perkembangannya:
1.    Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif. Misalnya, “Ibu duduk”.
2.    Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negative. Misalnya, “Ibu tidak duduk”.
3.  Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat berupa keritikan (Ini jelek), keragu-raguan (mungkin), dan menarik kesimpulan analogi (Ketika anak melihat Ibunya tidur karena sakit, maka setiap dia melihat ibunya tidur dia menggap ibinya sakit).

B.    Komponen Bahasa
Bahasa dapat dibagi ke dalam tiga komponen utama yaitu:
1. Bentuk (form) yang mencakup:
a. Morfologi yaitu ilmu yang membicarakan morfem dan bagaimana morfem itu dibentuk menjadi kata (Mar’at, 2001:61). Sedangkan morfem adalah bentuk linguistik yang paling kecil. Misalnya: tidur, jalan, ber-, ke-, -an, dingin dan sebagainya.
b. Sintaksis yaitu bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa.
c. Fonologi yaitu salah satu bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
2. Isi (content) mencakup:
a. Semantik yaitu studi mengenai arti atau makna suatu perkataan atau kalimat.
3. Penggunaan (use) mencakup:
a. Pragmatik yaitu penggunaan bahasa untuk mengekspresikan intention dan agar seseorang mengerjakan sesuatu. Dalam hal ini kita melihat interaksi bahasa dan sosialisasi.
Semua komponen bahasa tersebut digunakan manusia untuk

Hakekat Perkembangan Peserta Didik

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
     Perkembangan adalah pola perubahan organisme (individu) baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis) yang terjadi secara teratur dan terorganisir serta berlangsung sepanjang hayat.
    Setiap manusia mengalami perkembangan, perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor yang  berpengaruh dan saling berhubungan dalam berlangsungnya proses perkembangan anak, baik unsur internal (hereditas) maupun unsur eksternal (sosial).
       Banyaknya berbagai pandangan dan teori dalam menjelaskan fenomena-fenomena perkembangan anak, membuat semakin kayanya pengetahuan tentang perkembangan anak.
      Gambaran pembahasan tentang perkembangan diatas menyarankan dibutuhkannya suatu cara penyajian yang runtut dan cukup detail. Penyajian yang seperti itu dapat membantu kita dalam mempelajarinya. Oleh karena itu sebelum mempelajarinya secara detail, terlebih dahulu kita perlu mempelajari dan memahami konsep-konsep pokok perkembangan.
B.    Rumusan Masalah
1)    Apa yang dimaksud dengan perkembangan dan peserta didik ?
2)    Jelaskan apa yang dimaksud perkembangan individu sebagai peserta didik ?
3)    Bagaimana karakteristik peserta didik ?
4)    Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
5)     Jelaskan bagaimana perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial !

C.    Tujuan
1)    Untuk memahami pengertian perkembangan dan peserta didik.
2)    Untuk memahami perkembangan individu sebagai peserta didik.
3)    Untuk memahami karakteristik peserta didik.
4)    Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
5)    Untuk mengetahui gambaran perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial.

D.    Sistematika Penulisan
Tugas makalah ini terdiri atas empat bab. Bab I mengemukakan latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II mengemukaan pengertian perkembangan dan peserta didik, perkembangan individu sebagai peserta didik,karakteristik peserta didik, faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dan perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif dan psikososial. Bab III mengemukakan implikasi hakikat perkembangan peserta didik dalam proses belajar dan mengajar di sekolah dasar. Bab IV mengemukakan kesimpulan dan saran .


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN DAN PESERTA DIDIK
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami perkembangan selama hidupnya.  Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut. Berikut beberapa pengertian dari perkembangan :
a) Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin dictionary of psychology (1986) arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya,tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
b) Perkembangan adalah pola perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat.(Ernawulan)
c) Menurut Werner (1957),perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis,yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi ,artikulasi,dan integrasi meningkat secara bertahap.
d) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah

Jumat, 08 November 2013

Perkembangan Peserta Didik Faktor Lingkungan Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara genetik, anak diyakini telah memiliki bawaan-bawaan tertentu sebagai potensi dasar untuk berkembang. Namun, bagaimana potensi-potensi bawaan itu berkembang tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungan tempat individu berkembang. Pengaruh-pengaruh interaktif bawaan lingkungan inilah yang akan menentukan proses perkembangan anak.
Ada tiga lingkungan perkembangan yang lazim kita kenal, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, tiga macam lingkungan itu dikenal sebagai tripusat pendidikan. Masing-masing lingkungan perkembangan di atas memberikan kontribusi tertentu terhadap perkembangan anak. Namun, bentuk pengaruh dari masing-masing lingkungan tersebut tidak bisa dipilah-pilah secara pasti. Dalam hal ini kita diharapkan dapat memahami proses interaktif yang terjadi pada masing-masing lingkungan tersebut serta kemungkinan-kemungkinan pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Oleh karena itu, kami ingin memiliki pengetahuan yang memadai mengenai faktor lingkungan masyarakat terhadap perkembangan peserta didik.

B.    Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah, di antaranya sebagai berikut.
1.    Apa yang mempengaruhi perkembangan peserta didik di lingkungan masyarakat ?
2.    Bagaimana hubungan teman sebaya terhadap perkembangan peserta didik?
3.    Bagaimana pengaruh persahabatan terhadap perkembangan peserta didik?
4.    Bagaimana pengaruh media informasi terhadap perkembangan peserta didik?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya:
1.    Mengetahui yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
2.    Mengetahui hubungan teman sebaya terhadap perkembangan peserta didik.
3.    Mengetahui pengaruh persahabatan terhadap perkembangan peserta didik.
4.    Mengetahui pengaruh media informasi terhadap perkembangan peserta didik.

D.    Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Makalah ini terdiri dari tiga Bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi pembahasan yang membahas tentang lingkungan masyarakat, hubungan dengan teman sebaya, pengaruh persahabatan terhadap perkembangan peserta didik dan pengaruh media informasi, yang selanjutnya Bab III berisi kesimpulan.


BAB II
ISI

A.    Lingkungan Masyarakat
Masyarakat tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan anak-anak dan orang dewasa lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Di sana mereka bergaul, melihat orang-orang berperilaku, menyaksikan berbagai peristiwa, dan di sana pula mereka menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seharusnya dipenuhi oleh yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Bila dihubungkan dengan lingkungan rumah dan sekolah, lingkungan masyarakat itu bisa mendukung apa yang dikembangkan di rumah dan di sekolah, tetapi bisa pula sebaliknya. Sebagai contoh, lingkungan masyarakat pesantren yang pada masyarakat itu dijungjung tinggi nilai-nilai agama merupakan suatu lahan yang subur bagi keluarga dan anak untuk membina kehidupan berperilaku agama, lingkungan masyarakat akademik merupakan lahan yang subur untuk menumbuhkan minat akademik anak, begitu pula lingkungan masyarakat bisnis merupakan lingkungan yang subur untuk menumbuhkan minat bisnis anak-anak. Dengan demikian, jika rumah dan sekolah mengembangkan suatu budaya atau nilai tertentu yang relevan dengan apa yang berkembang di masyarakat, maka kecenderungan pengaruhnya akan saling mendukung sehingga peluang pencapaiannya akan sangat besar.
Namun tidak selamanya budaya-budaya baik yang dikembangkan di rumah dan di sekolah itu sejalan dengan apa yang terjadi di masyarakat. Sementara di rumah dan di sekolah tidak pernah di ajarkan untuk mencuri, untuk berkelahi, menghianati orang lain, dan sebagainya akan tetapi semua hal itu di masyarakat terjadi. Kondisi demikian tentunya akan menimbulkan sejumlah pertanyaan, sikap kritis, dan bahkan mungkin kebingungan pada diri anak. Di sinilah perlunya ikatan psikologis yang kuat antara keluarga dengan anak sehingga keluarga tetap dipercaya sebagai tempat yang baik untuk membicarakan dan memahami berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Berbeda dengan kasus keluarga dan sekolah, di lingkungan masyarakat susah menentukan siapa yang sebenarnya paling bertanggung jawab. Di rumah, orangtua bisa didudukkan sebagai orang yang paling bertanggung jawab, di sekolah guru juga bisa diposisikan sebagai orang yang paling bertanggung jawab, tapi di masyarakat tidak ada yang bertanggung jawab. Sekalipun di masyarakat ada tokoh masyarakat, tokoh agama, penguasa, dll namun posisi mereka sangat berbeda dengan orangtua di rumah dan guru di sekolah. Karena itu pada akhirnya tanggung jawab itu akan kembali kepada

Perkembangan Peserta Didik Faktor Lingkungan Keluarga

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Sejak lahir, bahkan sejak masih didalam kandungan manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, menunjukan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, contoh bertambahnya tinggi seseorang. Sedangkan perkembangan yaitu perubahan yang menyangkut aspek-aspek psikis atau rohaniah, berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi, contoh kemampuan anak yang mampu berjalan yang sebelumnya hanya mampu merangkak.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki berbagai faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan anak adalah keluarga. Secara genetik, anak telah memiliki sifat-sifat bawaan tertentu sebagai potensi dasar untuk berkembang. Namun, berkembangnya potensan-potensi itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungan tempat individu itu berkembang. Pengaruh-pengaruh interaktif bawaan lingkungan inilah yang akan menentukan proses perkembangan anak.
Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter (sigelman & Shaffer, 1995:86) mengemukakan bahwa “...lingkungan perkembangan merupakan berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu.”
J.P. Chaplin (1979:175) juga mengemukakan bahwa lingkungan merupakan “keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial yang mempengaruhi organisme segala sesuatu yang berada diluar individu yang meliputi fisik dan sosial budaya.” Lingkungan ini merupakan sumber seluruh informasi yang diterima individu melalui alat indra: penglihatan, penciuman, pendengaran dan rasa.
Maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan siswa.
Ada tiga jenis lingkungan perkembangan yang lazim dikenal, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam konteks pendidikan tiga macam lingkungan tersebut dikenal sebagai tripusat pendidikan.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat utama bagi perkembangan anak, sebab keluarga lingkungan pertama yang dikenal anak sejak ia lahir. Untuk itu penyusun tertarik mengkaji mengenai lingkungan keluarga sebagai pengaruh perkembangan anak.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yakni sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan keluarga?
2.    Apa peran dan fungsi keluarga?
3.    Apa faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak?
4.    Apa implikasi faktor lingkungan keluarga terhadap pendidikan anak di SD?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan yang ingin dicapai yakni sebagai berikut
1.    Mengetahui pengertian keluarga.
2.    Mengetahui peranan dan fingsi keluarga.
3.    Mengetahui faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak.
4.    Mengetahui implikasi faktor lingkungan keluarga terhadap pendidikan anak di SD.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keluarga
M. I. Soelaeman ( 1978 : 4-5 ) mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga, yaitu :
1.    F. J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu
a.   Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clan” atau marga.
b.    Dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.
2.    Maciver menyebutkan lima ciri khas keluarga yang umum terdapat dimana-mana, yaitu:
a.    Hubungan berpasangan dua jenis,
b.    Perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut,
c.    Pengakuan akan keturunan,
d.    Kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan
e.    Kehidupan berumah tangga.

Menurut wikipedia Bahasa Indonesia:
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu kulawarga, ras, dan warga yang berarti anggota. Keluarga memiliki beberapa pengertian lain yaitu:
1. Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
2. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
3. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Ada beberapa jenis keluarga, yakni:

Fungsi Karya Seni Rupa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Karya seni rupa terbentuk dari unsur-unsur pembentuk yang dapat dilihat dan dinikmati secara fisik serta memberi pengalaman bathin kepada penikmatnya. Inti dari pembuatan karya seni rupa itu mencakup ciptaan manusia, dibuat dengan kesadaran hidup bermasyarakat (bagi kepentingan si pencipta sendiri dan masyarakatnya), memiliki nilai-nilai keindahan atau nilai-nilai luhur lainnya yang menunjang.
Tentunya suatu karya seni rupa diciptakan bukan tanpa fungsi bagi manusia. Tetapi dalam prakteknya banyak orang yang tidak memahami berbagai fungsi karya seni rupa tersebut. Khusunya bagi seorang guru SD harus memahami fungsi pendidikan seni rupa bagi anak SD dan bagi kehidupannya.
Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai fungsi karya seni rupa. Baik fungsi karya seni rupa secara umum ataupun fungsi karya seni rupa di Sekolah Dasar.

B.    Rumusan Masalah
Untuk itu kami menyusun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut:
1.    Apa saja fungsi karya seni, khususnya karya seni rupa?
2.    Apa fungsi karya seni rupa di Sekolah Dasar?

C.    Tujuan
Untuk itu kami menyusun tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini, sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui fungsi karya seni, khususnya karya seni rupa.
2.    Untuk mengetahui fungsi karya seni rupa di Sekolah Dasar. 



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Fungsi Karya Seni Rupa
Menurut Franz Boas (1955) tujuan karya seni rupa dibuat yaitu untuk memenuhi kepuasan dan rasa keindahan, karena sepanjang hidupnya manusia membutuhkan seni. Menurutnya juga, kesenian akan meningkatkan kesenangan dalam segala tahap kehidupan.
Menurut Feldman fungsi seni rupa digolongkan kedalam 3 bagian, yaitu:
1.    Fungsi Individual (perorangan)
Seni digunakan untuk kepentingan ungkapan rasa atau emosi perorangan, karya seni ini diciptakan untuk kepentingan pribadi berupa kebutuhan emosional dan kebutuhan fisik seseorang. Rasa atau emosi ini bisa juga merupakan tanggapan, internalisasi, respons, hasil renungan seseorang terhadap lingkungannya. Contohnya terdapat pada karya seni murni (lukisan, patung)
2.    Fungsi sosial kemasyarakatan
Seni digunakan untuk kepentingan masyarakat. Contohnya yaitu ilustrasi buku, poster, dan gambar-gambar pada iklan di media cetak atau media elektronika. Fungsi karya sosial biasanya diterapkan dalam bidang:
a)    Sarana kesenangan
Pada umumnya orang tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada waktunya mereka menikmati hasil kerjanya dan menyisihkan waktu untuk mencari kesenangan. Salah satu sarana dan penyaluran energi yang berlebih itu ialah

Bahan Baku Alami

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATARBELAKANG
Pendidikan seni rupa sudah menjadi bagian dari program pendidikan umum di sekolah-sekolah. Setiap peserta didik diharapkan mampu memahami dan menguasai pengajaran seni rupa.
Pendidikan seni rupa bermanfaat dalam membantu anak untuk dapat menggunakan kecerdasan dalam berkarya. Dalam berkarya tentunya membutuhkan berbagai macam bahan dan alat penunjang sesuai dengan jenis karya yang akan dihasilkan. Tersedianya bahan dan kemudahan dalam memperoleh, akan menjadi pendukung terlaksananya pembelajaran dengan baik.
Dalam pembutan suatu karya seni memerlukan berbagai bahan baku. Bahan baku tersebut dikelompokkan menjadi bahan baku alami dan bahan baku olahan atau buatan. Bahan baku alami sangat tergantung pada kondisi lingkungan tempat kita berkarya. Bahan baku alami tidak perlu melewati proses pengolahan layaknya bahan buatan atau olahan dan mudah mendapatkannya karena bahan baku alami banyak tersedia di lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu, penyusun akan menguraikan materi pembahasan mengenai bahan baku alami.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan bahan baku?
2.    Apa sajakah jenis-jenis, ciri-ciri serta keunggulan dari masing-masing  bahan baku?

C.    TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian bahan baku
2.    Mengetahui jenis-jenis, ciri-ciri serta keunggulan dari masing-masing  bahan baku alami
 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BAHAN BAKU
Menurut Mulyadi (1986 : 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi.
Bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain.

B.    JENIS-JENIS BAHAN BAKU ALAMI
Bahan baku alami terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a.    Kayu
Kayu adalah bahan baku alami yang banyak dipakai dalam kebutuhan hidup manusia, untuk bahan bangunan, alat rumah tangga, dan kebutuhan lainnya. Indonesia adalah daerah tropis yang banyak menghasilkan berbagai jenis kayu. Sungguh banyak jenis kayu yang tumbuh subur dinegara kita ini, antara lain kayu yang banyak digunakan adalah: jati, rasamala, albasiah, ramin, mahoni, manglid, saninten, afrika, dan sebagainya. Pada dasarnya kayu yang tumbuh di Indonesia dilihat dari kegunaan kayu terbagi menjadi tiga: kayu untuk bahan bangunan, kayu untuk bahan perabotan rumah tangga, dan kayu hanya sebagai bahan kayu bakar.
Menurut Balai Penelitian Kehutanan, kayu dibagi dalam menjadi beberapa kelas:
1) Kayu kelas satu, contohnya kayu jati, onglen, kayu lara, kayu merbau. Jenis kayu ini tahan air, artinya tahan terkena tanah yang basah. Bisa tahan sampai 20 tahun.
2) Kayu kelas dua, contohnya kayu bangkirai, kayu merawan, dan kayu rasamala. Sifatnya seperti kayu kelas satu hanya memiliki daya tahan sampai dengan 15 tahun.
3) Kayu kelas tiga, contohnya kayu pasang dan puspa. Daya tahan kayu ini hanya mencapai 10 tahun.
4) Kayu kelas empat, contohnya meranti. Daya tahannya hanya sampai 10 tahun.
5) Kayu kelas lima, contohnya jeungjing atau sengon. Daya tahannya hanya sampai 10 tahun.
 
Untuk lebih memperluas wawasan tentang pengetahuan kayu selanjutnya akan dijelaskan beberapa jenis kayu yang tumbuh di Indonesia, dan karakter atau sifat-sifatnya:

Bahan Baku Olahan

BAB II
PEMBAHASAN

 
A. Definisi Bahan Berkarya Seni Rupa Olahan
Seni rupa merupakan cabang seni yang pencerapannya terutama melalui indera penglihatan (mata). Karya seni rupa ini terwujud dari unsur-unsur pembentuk yang dapat dilihat dan dinikmati secara fisik serta memberi pengalaman batin kepada penikmatnya. Karya seni rupa ada disekitar kita dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Seringkali tidak disadari benda-benda disekeliling kita merupakan karya seni rupa atau setidaknya mendapat “sentuhan” seni rupa. Karya seni rupa bukan hanya yang tergantung di dinding berupa lukisan atau patung yang diletakkan disudut ruangan. Baju yang kita kenakan, kursi yang kita duduki, buku yang kita baca, sepatu yang kita pakai, hingga gelas yang kita gunakan untuk minum, sampai kelas yang kita gunakan semua memiliki sentuhan seni rupa.
    Segala benda yang kita gunakan memiliki keindahan yang berbeda-beda. Bahkan dari keunikan benda-benda tersebut pun berbeda-beda. Melihat dari bahan pembuatan karya seni rupa terbagi menjadi dua, yaitu bahan berkarya seni rupa alami dan bahan berkarya seni rupa olahan. Bahan berkarya seni rupa olahan adalah bahan-bahan yang digunakan untuk berkarya seni rupa merupakan hasil olahan dari bahan-bahan alami, misalnya kertas, kain, tali, stik es krim, krayon, cat air, pensil, dan pensil warna.

B. Jenis-jenis Bahan Olahan Berkarya Seni Rupa
1.    Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau. (wikipedia.com)
2.    Kain
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, kain merupakan barang yang ditenun dari benang kapas ; barang tenunan yang digunakan untuk bahan pakaian atau maksud lain. Kain dapat terbuat dari beberapa jenis bahan yang berbeda, diantaranya kapas dan sutra.
Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa[1]) adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). (wikipedia.com)
Sutra atau sutera merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis sutra yang paling umum adalah

Karya Seni Rupa Dua Dimensi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi media dan teknik pemuatan. Di dalam makalah ini juga kami menampilkan gambar-gambar yang merupakan contoh karya seni rupa dua dimensi.

1.2    TUJUAN
Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

1.3    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian karya seni rupa dua dimensi?
2.    Apa saja yang menjadi media untuk membuat karya seni rupa dua dimensi?
3.    Apa saja teknik yang dapat dilakukan dalam membuat karya seni rupa dua dimensi?
4.    Apa saja jenis-jenis karya seni rupa dua dimensi?
5.    Bagaimana contoh-contoh gambar karya seni rupa dua dimensi?


 
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Seni Rupa Dua Dimensi
Karya seni rupa dua dimensi ( Dwi Matra ) adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Karya seni rupa dua dimensi ini di ciptakan pada bidang datar. Jenis karya seni rupa tersebut memiliki elemen-elemen yang berupa

Selasa, 05 November 2013

Bentuk dan Jenis Karya Seni Rupa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya. Keragaman tersebut dapat terlihat dari bentuknya, warnanya, bahan bakunya, alat pembuatannya, fungsinya atau pemanfaatannya.Dari begitu banyak ragamnya tadi, para ahli membuat penggolongan atas jenisnya adalah pembedaan antara karakteristik karya yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada binatang, penggolongan dapat di dasarkan pada jenis kelamin, ada jantan ada betina, berdasarkan karakteristik anggota tubuhnya, warna kulitnya dan sebagainya. Demikian pula dalam hal karya seni rupa, kita dapat membedakan jenisnya berdasarkan fungsi maupun bentuknya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah bentuk-bentuk dari karya seni rupa ?
2.    Apa saja jenis-jenis karya seni rupa ?
3.    Sebutkan penggolongan karya seni rupa berdasarkan dimensinya !

C.   Tujuan
1. Agar seni rupa dapat selalu berkembang dan tidak mudah terlupakan oleh kalangan remaja.
2. Untuk mengangkat kesenian Indonesia ke ajang Go Internasional dan disegani oleh Negara lain.
3. Berusaha agar masyarakat Indonesia lebih kreatif, dan berkembang dalam pola fikir maupun SDMnya. 



BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk dan jenis karya seni rupa
Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyaak macam ragamnya. Keragaman tersebut dapat di lihat dari bentuknya, warnanya, bahan bakunya, alat pembuatannya, fungsinya atau kegunaannya. Dari begitu banyak ragamnya , para ahli membuat penggolongan tentang jenis-jenis karya seni rupa.
Penggolongan atas jenisnya adalah pembedaan antara karakteristik karya yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan dimensinya karya seni rupa terbagi dua yaitu, karya dua dimensi dan karya tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai dua ukuran (panjang dan lebar) sedangkan karya seni rupa tiga dimensi mempunyai tiga ukuran (panjang, lebar, dan tebal) atau memiliki ruang.
Selain berdasarkan dimensinya karya seni rupa dapat juga di katagorikan berdasarkan Temanya. Tema dapat di katakan sebagai pokok pikiran atau persoalan yang mendasari kegiatan (kegiatan kesenian). Dalam penciptaan seni rupa misalnya, di kenal Tema “Perjuangan”, “Kemanusian”,  “Kesehatan” dll. Dari tema-tema itu dapat di uraikan menjadi judul-judul, misalnya “Ibu dan anak”, ”Pengemis”, ”Bunga mawar” dll. Adapun yang di maksud gaya dalam seni rupa adalah  model penampilan dalam suatu karya.

B. Penggolongan Seni rupa
Berdasarkan penggolongan kegunaan dan fungsinya, karya seni rupa di golongkan ke dalam karya seni murni(pure art, fine art) dan seni pakai (useful art/applied art). Seni Murni  (pure art,fine art) adalah karya seni yang di ciptakan semata-mata untuk di nikmati keindahan atau keunikannya saja, tanpa atau hamper tidak memiliki fungsi praktis. Adapun seni pakai (useful art/ upplied art) adalah karya seni rupa yang prinsip pembentukkannya mengikuti fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

C.  Jenis karya seni rupa
a. Seni lukis
Seni lukis adalah adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah

Senin, 04 November 2013

Unsur dan Prinsip Dasar Seni Rupa


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seni ialah segala ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena upaya manusia dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, alam dan sebagainya. Media berekspresi seni rupa meliputi unsur dan prinsip karena seni terus berkembang.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut.
a.    Apa saja unsur-unsur seni rupa?
b.    Apa fungsi dan contoh unsur seni rupa?
c.    Apa saja prinsip-prinsip seni rupa?

C.    Tujuan Penulisan
a.    Mengetahui unsur-unsur seni rupa.
b.    Mengetahui fungsi dan contoh unsur seni rupa.
c.    Mengetahui prinsip-prinsip seni rupa.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Unsur-unsur seni rupa
Unsur fisik dalam seni rupa pada dasarnya meliputi semua unsur fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan   terhadap benda-benda yang ada di sekeliling kita. Unsur-unsur seni rupa atau unsur-unsur visual tersebut umumnya dikelompokkan sebagai berikut :
1.    Garis
Garis adalah unsur seni rupa yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik. Garis selalu dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa. Dalam hal ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang diciptakan (sengaja maupun tidak sengaja). Contoh:
•    Garis alamiah:
Garis cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan langit.
•    Garis yang diciptakan:
Pada gambar ilustrasi, garis hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja. Garis yang timbul karena diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak disengaja.
a.    Fungsi garis:
Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis

Pendidikan Bahasa Indonesia


Penyusunan RPP PAKEM (Power Point)


Pengembangan RPP (Power Point)


Panduan Simulasi Mengajar (Power Point)


Filsafat Konstruktivisme

Pengertian Filsafat Konstruktivisme

      Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai (Suparno, 2008:28). Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh tiap-tiap orang.

      Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi tetapi merupkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dan dalam proses itulah keaktivan dan kesungguhan seseorang dalam mengejar ilmu akan sangat berperan.

Berbicara tentang konstruktivisme tidak dapat lepas dari peran Piaget. J. Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme dalam proses belajar. Menurut Wadsworth (1989) dalam Suparno (2008), teori perkembangan intelektual Piaget dipengaruhi oleh keahliannya dalam bidang biologi. Teori pengetahuan Piaget adalah teori adaptasi kognitif. Seperti setiap organisme selalu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat mempertahankan dan memperkembangkan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia.

      Berhadapan dengan pengalaman, tantangan, gejala dan skema pengetahuan yang telah dipunyai seseorang ditantang untuk menanggapinya. Dan dalam menanggapi pengalaman-pengalaman baru itu skema pengalaman seseorang dapat terbentuk lebih rinci, dapat pula berubah total. Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan pengalaman, baik pengalaman fisis maupun pengalaman mental.

        Berkenaan dengan asal-usul konstruktivisme, menurut Von Glasersfeld (1988) dalam Paul Suparno (2008), pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun sebenarnya gagasan pokok konstruktivisme sudah dimulai oleh Gimbatissta Vico, epistemology dari Italia. Dialah cikal bakal konstruktivisme. Pada tahun 1970, Vico dalam De Antiquissima Italorum Sapientia mengungkapkan filsafatnya dengan berkata,

Konsep Evaluasi Secara Psikologis



Konsep Evaluasi Secara Psikologis

1.        Definisi Evaluasi

Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Padanan kata evaluasi adalah statement yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Sedangkan Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977) mengatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah: evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.Dari pendapat yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown yang memberikan definisi tentang Evaluasi pendidikan, maka evaluasi itu sendiri dapat diartikan Suatu tindakan atau kegiatan ( yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses ( yang berlangsung dalam rangka ) menentukan nilai dari segala sesuatu.

Ulangan dan Ulangan Umum atau THB (tes hasil belajar) dan TPB (tes prestasi belajar) adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau pengajaran. Sementara itu, istilah evaluasi di Indonesia dipandang sebagai ujian akhir jenjang pendidikan (UN).

2.      Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Asessment menurut Petty (2004) adalah mengukur keluasan dan kedalaman belajar, sedangkan evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar yang pada dasarnya proses penyusunan deskripsi siswa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun, kebanyakan pelaksanaan evaluasi cenderung dilakukan secara kualitatif, karena penggunaan simbol angka untuk menentukan kinerja siswa dianggap nisbi. Walaupun begitu, guru yang piawai dan profesional akan berusaha mencari kiat evaluasi yang lugas, tuntas, dan meliputi seluruh kemampuan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.

1.      Tujuan Evaluasi

Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.

Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai

Konsep Perkembangan Peserta Didik

A. Definisi Perkembangan Menurut Ernawulan Syaodih

   Dari waktu ke waktu  kehidupan  manusia  terus  berubah.  Berawal  dari  dua  sel  dasar yaitu  sel  telur  dan  sperma,  suatu  organisme  tumbuh  dan  berkembang.  Dua  sel  tersebut kemudian  membelah  diri  dan  berdiferensiasi  untuk  menghasilkan  tulang-tulang,  syaraf, otot,  usus,  otak,  dan  bagian-bagian  organ  tubuh  lainnya.  Setelah  kurang  lebih  sembilan bulan  lamanya  dalam  kandungan  ibu,  organisme  yang  baru  tumbuh  tersebut  akhirnya menjadi  bayi  manusia  yang  sempurna  dan  siap  lahir  ke  dunia  dengan  perangkat keterampilan  hidup  minimal  yaitu  bernafas,  menggerak-gerakkan  tubuh,  menangis,  dan menyusu. Meskipun  di  saat  lahir  hanya  berbekal  seperangkat  keterampilan  minimal,  melalui interaksi dengan lingkungan (orang tua, saudara, orang dewasa lain, dan objek-objek yang ada di sekitarnya) sang bayi terus lebih menyempurnakan diri. Ia terus mengalami berbagai perubahan  fisik  baik  dalam  hal  ukuran  maupun  proporsinya.  Berat  dan  tinggi  badan  bayi terus  bertambah,  begitupun  proporsi  antara  organ-organ  tubuhnya-kepala,  badan,  kaki, tangan, dan organ-organ lainnya terus berubah menjadi lebih seimbang. Seiring  dengan  perubahan  struktur  fisik,  perilaku  dan  keterampilan  bayi  juga  terus semakin beraneka. Dalam hal perilaku  motorik,  misalnya mulai dari hanya bisa berbaring, kemudian mampu bergulir, menelungkup, duduk, merangkak, berdiri, berjalan,dan akhirnya berlari.
Uraian  di  atas  mengilustrasikan  adanya  proses  perubahan  yang  dialami  oleh  anak manusia  yang  disebut  dengan  perkembangan  (development).  Perkembangan  adalah  pola perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat. Namun  tidak  setiap  perubahan  yang  dialami  organisme  atau  individu  itu  merupakan perkembangan. Dengan  belajar,  perilaku  individu  juga  bisa  berubah.  Begitupun  karena faktor peristiwa  atau  pengaruh  penggunaan  obat  tertentu,  individu  juga  bisa  berubah. Untuk  itu perlu  ada  suatu  penjelasan  lebih  rinci  tentang  perubahan  yang  dimaksud  sebagai perkembangan.
      Pertama,  perubahan  dalam  arti  perkembangan  terutama  berakar  pada  unsur  biologis. Pengalaman-pengalaman  atau  aktivitas-aktivitas  khusus  anak  dapat  menimbulkan perubahan  pada  diri  yang  bersangkutan.  Misalnya,  seorang  anak  yang  berlatih  menari menjadi  terampil  menari;  anak  yang  belajar  matematika  atau  berhitung  menjadi  mahir dalam  mengerjakan  soal-soal  hitungan. Perubahan-perubahan semacam   itu  bukan merupakan perkembangan, melainkan lebih merupakan perubahan dalam arti belajar, yakni perubahan yang lebih singkat dan merupakan fungsi langsung dari pengalaman-pengalaman khusus  yang  diupayakan.  Perubahan  dalam  arti  perkembangan  lebih  berkaitan  dengan fungsi waktu dan kematangan biologis sehingga terjadi dalam periode yang lebih lama dan bersifat umum, tidak terkait dengan peristiwa atau pengalaman khusus tertentu.
     Kedua, perkembangan dapat mencakup perubahan baik dalam struktur maupun fungsi atau  perubahan  fisik  maupun  psikis.  Perubahan  dalam  struktur  lajimnya  merujuk  kepada perubahan fisik baik dalam hal ukuran maupun bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki,otot,  jaringan  syaraf,  atau  bagian-bagian  tubuh  lainnya),  sedangkan  perubahan  fungsi mengacu kepada perubahan dalam hal aktivitas yang secara inheren terdapat dalam struktur fisik  tersebut  (seperti  kelenturan  otot,  keterampilan  bergerak,  kemampuan  berfikir,  reaksi-reaksi  emosional,  dan  perubahan-perubahan  sejenis  lainnya).  Dengan  kata  lain,  perubahan struktur mengacu kepada perubahan wujud jasadnya, sedangkan perubahan fungsi mengacu kepada perubahan aspek mental atau aktivitas yang ditimbulkan sehubungan dengan adanya perubahan dalam jasad tersebut.
        Ketiga,  perubahan  dalam  arti  perkembangan  bersifat  terpola,  teratur,  terorganisasi, dan  dapat  diprediksi.  Ini  berarti  bahwa  secara  normal,  perkembangan  individu  mengikuti pola-pola  tertentu  yang  sudah  dapat  diketahui  dan  diperkirakan.  Misalnya,  seorang  anak akan  bisa  duduk  setelah  bisa  menelungkup,  akan  merangkak  setelah  duduk,  dan  akan berjalan setelah merangkak. 
       Keempat, perkembangan dapat bersifat unik bagi setiap individu. Santrock & Yussen (1992:  17)  menyatakan  bahwa:

Medan Makna

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang

Dalam bahasa Indonesia banyak sekali padanan atau ragam makna yang berbeda. Ragan-ragam makna atau medan makna itu banyak dipelajari dan dibahas di setiap pelajaran bahasa Indonesia. Namun tak semua mahasiswa dapat memahami medan makna dengan cepat. Padahal, penguasaan medan makna merupakan salah satu syarat utama yang menentukan seseorang untuk trampil berbahasa. Penguasaan medan makna juga berpengaruh pada pembelajaran. Salah satunya dalam penulisan karya sastra fiksi seperti cerpen dan puisi.

Dalam penulisan karya sastra fiksi, banyak menggunakan kata-kata yang mengandung medan makna, agar tulisan itu terkesan nyata. Tidak hanya dalam penulisan karya sastra fiksi, dalam karya nonfiksi pun kata-kata yang mengandung medan makna sangat diperlukan, agar audiens atau pembaca karya tersebut mengerti tentang apa yang dibahas. Untuk itu, penyusun akan membahas mengenai medan makna lebih dalam.

1.2.      Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang penyusun ajukan diantaranya:

1)      Apa yang dimaksud dengan medan makna?

2)      Apa saja komponen-komponen dari medan makna?

1.3.      Tujuan

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1)      Dapat mengetahui pengertian dari medan makna;

2)      Dapat mengetahui dan memahami komponen-komponen dari medan makna.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Medan Makna

Menurut bahasa, medan berarti aneka, variasi, jenis, macam, atau ragam. Sementara makna sering disebut sebagai arti yang terkandung dalam suatu kata. Sedangkan menurut kamus linguistic (KL: 1997), medan makna adalah kumpulan butir leksikal(1) yang maknanya saling berhubung kait disebabkan kehadiran masing-masing dalam konteks yang serupa.

Medan makna berguna untuk perumusan makna dalam kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang digunakan dapat diterima oleh masyarakat atau tidak. Mengingat keragaman bahasa yang ada.

2.2.      Komponen-Komponen Medan Makna

Setelah kita mengetahui apa itu medan makna, ada baiknya kita mlebih memahami jenis-jenis dari medan makna itu. Adapun komponen-komponen dari medan makna yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya:

1.      Jenis-jenis Makna

Makna kata dapat dibedakan atas jenis-jenis makna. diantaranya:

a.       Denotasi

Dalam kamus linguistik, Kridalaksana mengungkapkan bahwa denotasi ialah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Sedangkann Keraf menyatakan bahwa makna denotasi menunjuk kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari satu referen.

Dengan demikian kata-kata yang bermakna denotatif menunjukan maknanya secara jelas dan lugas. contohnya: pak parto membeli sepatu. Dalam kalimat itu sungguh jelas maknanya, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian..

b.      Konotasi

Makna konotatif adalah makna tambahan yang muncul disamping makna dasar yang dikandung suatu kata. Yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami tambahan. Dalam hal ini suatu kata juga menimbulkan asosiasi dengan sesuatu yang mengenal nilai-nilai emosidan evaluatif. Penguasaan serta pemahaman konotasi sangat diperlukan bagi pembaca agar lebih sukses dalam peningkatan daya kata.

Contoh kalimat konotasi: menjelang hari raya idul fitri, banyak diadakan razia kupu-kupu malam.(kupu-kupu malam dalam kalimat itu berarti para PSK).

c.       Makna Leksikal

Makna leksikal adalah sebuah makna yang

Sekilas Semantik Bahasa Indonesia


 Sekilas Semantik Bahasa Indonesia

1.  Jenis Makna 
Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna kontekstual.

2.  Makna Leksikal
Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning) adalah makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.

3. Makna Konseptual
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau makna deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi.

4.   Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa makna konseptual yang khusus atau sempit.
Misalnya, sekolah dalam kalimat “Sekolah kami menang.” Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru, siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan.


5.  Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.
Misalnya jika berkata “ahli bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.

6. Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata bunglon berasosiasi dengan makna orang yang tidak berpendirian tetap.

7.  Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.

8.  Makna Afektif

Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan gaya bahasa.

9.   Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa.

10.  Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama.
Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang membentuk kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, (c) makna dibatasi oleh kecepatan

11.  Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa Indonesia ada dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalamnya masih terdapat unsur yang masih memiliki makna leksikal.

12.  Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.

13.  Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.

14.  Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis, baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.

15. Realasi Makna
Relasi makna adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna kata yang lain. Pada dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu (1) prinsip kontiguitas, (2) prinsip kolementasi, (3) prinsip overlaping, dan (4) inklusi.

1. Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut

Biografi Imam Al Ghazali



Biografi Imam Al Ghazali

Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.
Nama, Nasab dan Kelahiran Beliau
Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali. Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al Ghazali. Yaitu Majdudin Muhammad bin Muhammad bin Muhyiddin Muhamad bin Abi Thahir Syarwan Syah bin Abul Fadhl bin Ubaidillah anaknya Situ Al Mana bintu Abu Hamid Al Ghazali yang mengatakan, bahwa telah salah orang yang menyandarkan nama kakek kami tersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).
Sebagian lagi mengatakan penyandaran nama beliau kepada pencaharian dan keahlian keluarganya yaitu menenun. Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali). Demikian pendapat Ibnul Atsir. Dan dinyatakan Imam Nawawi, “Tasydid dalam Al Ghazzali adalah yang benar.” Bahkan Ibnu Assam’ani mengingkari penyandaran nama yang pertama dan berkata, “Saya telah bertanya kepada penduduk Thusi tentang daerah Al Ghazalah, dan mereka mengingkari keberadaannya.” Ada yang berpendapat Al Ghazali adalah penyandaran nama kepada Ghazalah anak perempuan Ka’ab Al Akhbar, ini pendapat Al Khafaji.
Yang dijadikan sandaran para ahli nasab mutaakhirin adalah pendapat Ibnul Atsir dengan tasydid. Yaitu penyandaran nama kepada pekerjaan dan keahlian bapak dan kakeknya (Diringkas dari penjelasan pentahqiq kitab Thabaqat Asy Syafi’iyah dalam catatan kakinya 6/192-192). Dilahirkan di kota Thusi tahun 450 H dan memiliki seorang saudara yang bernama Ahmad.
Kehidupan dan Perjalanannya Menuntut Ilmu

Negatif dari Hukum


  1. Hukum di Indonesia tergolong lemah karena masih bisa digantikan dengan uang.
22. Hukum meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan tidak selamanya disambut dengan tangan terbuka.
33. Hukum dapat diidentifikasikan dengan kekuatan atas kekuasaan, sehingga orang yang berkuasa dapat dengan mudah memberi  hukuman kepada siapa pun.
  4. Hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang sehingga menguntungkan para penguasa yang bersalah yang ingin memperingan hukumannya. 
  5. Hukum terkadang terlalu menjerat orang yang lemah.
66. Hukum yang seharusnya tidak memandang status sosial tetapi malah sebaliknya.
77. Hukum dijadikan tempat mencari uang.

Minggu, 03 November 2013

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulun Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006/2007 hingga tahun ajaran 2009/2010 sudah merata di semua kelas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah . Gaung nya sudah menggema ke seluruh pelosok persada tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di kalangan pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS.
Tulisan ini mencoba memberikan deskripsi tentang hal-hal apa saja yang perlu diketahui, dipahami, dan diimplementasikan dari KTSP SD khususnya mata pelajaran IPS; diantaranya pelajaran IPS untuk sekolah dasar, pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pelajaran IPS dalam struktur KTSP SD, tema-tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian, metode pembelajaran IPS SD, penlaian,dan penutup.

1. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambing, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya : dunia-negara tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.

2. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas
Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara-negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak (Farris and Cooper, 1994 : 46).

3. Pelajaran IPS dalam Struktur KTSP SD
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara public (Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial . Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta amai.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar